Tuesday, December 30, 2014

PERGOLAKAN SAHAM AIR ASIA



PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

            Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis - saham (efek ekuitas) - dengan imbalan uang tunai. Ini adalah metode utama untuk meningkatkan modal bisnis selain menerbitkan obligasi. Saham dijual melalui pasar primer (primary market) atau pasar sekunder (secondary market).
            Baru-baru ini, pesawat Air Asia QZ8501 hilang di perairan Indonesia dalam perjalanannya dari Surabaya menuju Singapura. Keadaan seperti ini berdampak pada saham perusahaan Air Asia yang naik turun.       

PEMBAHASAN

            Hilangnya pesawat Air Asia QZ8501 berdampak pada saham maskapai penerbangan asal Malaysia tersebut. Saham perusahaan itu langsung terpuruk di bursa Malaysia. Saham Air Asia tergelincir 13 persen ke posisi 2,56 ringgit per lembar saham dan lebih rendah 8,2 persen pada perdagangan pukul 09.38 waktu setempat. Harga saham AirAsia dipangkas dari target 3,15 ringgit menjadi 2,64 ringgit per lembar saham. Sementara itu, saham AirAsia X Bhd tergelincir 6,6 persen di lantai bursa Malaysia.
            Insiden Air Asia ini sangat mengkhawatirkan. Sentimen investor terhadap penerbangan Malaysia dilukai oleh insiden pesawat dalam rentang waktu yang cukup pendek. Hilangnya pesawat QZ8501 pun dikhawatirkan akan berdampak pada sentimen pasar terhadap pariwisata. Bagi Air Asia, hilangnya pesawat tersebut kemungkinan akan memiliki dampak besar pada sentimen terhadap penerbangan regional. Harapan akan pulihnya potensi permintaan perjalanan melalui udara pada tahun 2015 kini sirna karena insiden ini. Di samping itu, musibah yang menimpa Air Asia ini pun dikhawatirkan akan terus memengaruhi saham dan penjualan tiket AirAsia. Insiden ini tampaknya akan menyebabkan beberapa tekanan pada saham, dan permintaan pun akan menurun tajam.
            Namun, kini pergerakan saham dengan kode AIRA itu mulai membaik. Pada pukul 11.30 WIB, saham perusahaan penerbangan yang terdaftar di Kuala Lumpur Composite Indeks (KLCI) ini telah bergerak naik 0,030 poin (1,12 persen) ke level 2,720 ringgit Malaysia per lembar saham. Menurut Kepala riset Panin Securities Purwoko, pelemahan saham kemarin terjadi karena faktor sentimen sesaat, seperti insiden kecelakaan, dan biasanya memang tidak akan berlangsung lama. Investor akan bersikap rasional, cenderung akan kembali memburu saham AIRA, apabila harga saham tersebut dinilai sudah terlampau murah. Ketika sudah terlalu murah, investor secara alamiah akan mulai mengakumulasi pembelian.
            Meskipun demikian, Purwoko menambahkan, investor harus cermat memperhatikan kinerja keuangan AIRA. Jika dalam waktu belakangan tidak tampak adanya perbaikan kinerja keuangan korporasi secara berkelanjutan, investor tidak disarankan memegang saham AIRA dalam waktu yang lama. Sebagaimana diketahui, dalam pasar modal di kawasam regional kemarin, mayoritas perusahan penerbangan bergerak negatif. Selain AIRA, Singapore Airline Ltd (SAL) turun sebanyak 0,08 poin (0,69 persen) menjadi 11,59 dolar Singapura per lembar saham. Saham Thai Airways International (PCL) terkoreksi 1,36 persen menjadi seharga 14,50 Baht Thailand per lembar.

PENUTUP

KESIMPULAN
            Melalui peristiwa hilangnya pesawat Air Asia, menyebabkan saham perusahaan tersebut anjlok hingga 13%. Tetapi beberapa hari setelahnya, saham perusahaan pesawat Air Asia sudah mulai membaik. Naik 1,12% dari saham sebelumnya.



No comments:

Post a Comment